Sejarah Desa
PROFIL DESA SIDOHARJO
- Kondisi Desa
2.1.1. Sejarah Desa
Desa Sidoharjo terdiri dari 5 dukuh yaitu dukuh Lanjam, dukuh banaran, dukuh wadung, dukuh tapen dan dukuh malo. Dengan luas wilayah mencapai 1707,5 Ha. dan jumlah penduduk mencapai 4167 Jiwa, sedangkan mayoritas penduduk Sidoharjo adalah bertani. Adapun letak geografis Desa Sidoharjo adalah di sebelah barat berbatasan dengan desa Wanglu Wetan , disebelah utara berbatasan dengan Desa Wanglu Wetan dan desa Binangun, sebelah timur berbatasan dengan desa Rayung dan di sebelah selatan berbatasan dengan desa Wonosari.
Pada era setelah jaman kemerdekaan dahulu, Desa Sidoharjo bernama Sambongrejo, sedangkan Tapen merupakan sebuah Desa yang berdiri sendiri yang pada waktu itu dipimpin oleh Kasbulah. Sambungrejo seniri terdiri dari 3 dukuh yaitu dukuh lanjam, dukuh banaran dan dukuh malo. Setelah terjadi agresi belanda yang kedua pada tahun 1945 maka antara desa sambongrejo dan desa Tapen digabung menjadi satu dan diberi nama Sidoharjo.
Sidoharjo berasal dari kata Sido yang artinya Jadi dan Harjo yang artinya Makmur. Jadi maksud pemberian nama Sidoharjo yaitu agar penduduk Sidoharjo “Menjadi Makmur “ tidak kekurangan sandang dan pangan.
Kepala Desa Sidoharjo yang pertama yaitu Djojo Pasi yang menjabat pada tahun 1945. Djojo Pasi hanya memerintah selama satu tahun karena tahun 1946 beliau meninggal dunia.
Setelah Djojo Pasi meninggal kemudian digantikan oleh Djojo Kasiban. Djojo Kasiban memimpin Sidoharjo selama dua tahun yaitu yaitu dari tahun 1946 sampai dengan tahun 1947.
Kemudian pada tahun 1947 sampai tahun 1954 Desa Sidoharjo dipimpin oleh Djojo Sentiko yang mempunyai nama kecil Sadir. Pada tahun 1954 beliau meninggal dunia, sehingga pemimpin desa Sidoharjo digantikan oleh Djojo Diharjo.
Pada pimpinan Djojo Pasi sampai kepemimpinan Djojo Sentiko pembangunan belum mulai terarah karena sumber daya manusia yang masih rendah. Sehingga penduduk Sambongrejo yang sekarang ini Sidoharjo mayoritas adalah petani. Djojo Diharjo memimpin Desa Sidoharjo selama 35 tahun yaitu dari tahun 1954 sampai 1989. pada masa kemimpinan Djojo Diharjo Desa Sidoharjo mengalami perkembangan sangat pesat. Djojo Diharjo berhenti pada tahun 1989 karena faktor usia.
Kemudian setelah itu Desa Sidoharjo dipimpin oleh Warji pada tahun 1989 sampai 2007. dan setelah Warji berhenti karena masa jabatan habis, maka pada bulan Agustus 2007 diadakan pemilihan Kepala Desa Sidoharjo dan yang terpilih adalah Tri Santoro ST.
Pada masa kemimpinan Djojo Diharjo, yang bernaung dibawah Pemerintahan Orde Baru, dengan landasan REPELITA, maka Pembangunan Desa Sidoharjo mulai nampak menunjukan perubahan yang sangat signifikan.
Dibidang infrastruktur, sarana dan prasarana mulai berkembang, seperti pembangunan gedung SD, SMP, kantor desa, pasar desa, dan lapangan olah raga serta masjid, meskipun kondisinya tidak sebaik sekarang. Untuk prasarana jalan pada saat kepemimpinan Djojo Diharjo hanya jalan poros desa yang dibangun, itupun hanya dengan lapisan penetrasi. Untuk pembangunan dibidang pertanian yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dengan lahan paling luas di Kabupaten Tuban. Terasa masih kurang memadai, hal ini menyebabkan penghasilan penduduk Desa Sidoharjo masih rendah karena kurangnya sarana Irigasi yang belum dapat memenuhi kebutuhan lahan pertanian sampai sekarang, sehingga produksi pertanian penduduk Sidoharjo kurang maksimal.
Desa Sidoharjo pada masa kemimpinan bapak Djojo Diharjo juga mengembangkan pembangunan dibidang seni budaya, misalnya sandur, ketoprak juga dibidang kerajinan membuat genteng yang terletak di dusun lanjam, Dll. Dan pada akhir masa jabatan Djoyo Diharjo budaya seni yang dimiliki oleh Desa Sidoharjo lambat laun mulai hilang dan luntur.
Sejarah Pemerintahan Desa :
Sejak terbentuk Desa Sidoharjo telah mengalami pergantian kepemimpinan (Kepala Desa) sebagai berikut :
- Tahun 1945 – 1946, Desa Sidoharjo dipimpin oleh Djojo Pasi
- Tahun 1946 – 1947, Desa Sidoharjo dipimpin oleh Djojo Kasiban
- Tahun 1947 -1954, Desa Sidoharjo dipimpin olehDjojo Sentiko
- Tahun 1954 – 1990, Desa Sidoharjo dipimpin oleh Djojo Dihardjo
- Tahun 1990 – 2007, Desa Sidoharjo dipimpin oleh Warji
- Tahun 2007 – sekarang, Desa Sidoharjo dipimpin oleh Tri Santoro, ST.
2.1.2 Demografi
Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2010, jumlah penduduk Desa Sidoharjo adalah terdiri dari 1.227 KK, dengan jumlah total 4.560 jiwa, dengan rincian 2.272 laki-laki dan 2.288 perempuan sebagaimana tertera dalam Tabel 1.
Tabel 1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
No |
Usia |
Laki-laki |
perempuan |
Jumlah |
Prosentase |
1 |
0 – 5 |
202 |
203 |
405 orang |
8,88% |
2 |
6 – 10 |
198 |
199 |
397 orang |
8,71% |
3 |
11 – 15 |
210 |
211 |
421 orang |
9,23% |
4 |
16 – 20 |
197 |
198 |
395 orang |
8,66% |
5 |
21 – 25 |
190 |
192 |
382 orang |
8,38% |
6 |
26 -30 |
189 |
190 |
379 orang |
8,31% |
7 |
31 – 35 |
186 |
187 |
373 orang |
8,18% |
8 |
36 – 40 |
189 |
191 |
380 orang |
8,33% |
9 |
41 – 45 |
186 |
188 |
374 orang |
8,20% |
10 |
46 – 50 |
178 |
179 |
357 orang |
7,83% |
11 |
51 – 55 |
183 |
184 |
367 orang |
8,05% |
12 |
56 – 60 |
117 |
117 |
234 orang |
5,13% |
13 |
>60 |
48 |
48 |
96 orang |
2,11% |
Jumlah Total |
2.272 |
2.288 |
4.560 orang |
100 % |
Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun Desa Sidoharjo sekitar 2.259 atau hampir 49,54 %. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.
Dari jumlah 1.227 KK di atas, sejumlah 335 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera; 138 KK tercatat Keluarga Sejahtera I; 418 KK tercatat Keluarga Sejahtera II; 255 KK tercatat Keluarga Sejahtera III; 81 KK sebagai sejahtera III plus. Jika KK golongan Pra-sejahtera dan KK golongan I digolongkan sebagai KK golongan miskin, maka lebih 38 % KK Desa Sidoharjo adalah keluarga miskin..
Secara Topografi ketinggian desa ini adalah berupa dataran sedang yaitu sekitar 30 m di atas permukaan air laut, terletak di Kecamatan Senori Kabupaten Tuban memiliki luas administrasi 1.268,742 Ha,
Secara administratif, Desa Sidoharjo terletak di wilayah Kecamatan Senori Kabupaten Tuban dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga.
Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Binangun
Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Wanglu Wetan
Di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Wonosari
Di sisi Timur berbatasan dengan Desa Rayung
Jarak tempuh Desa Sidoharjo. ke ibu kota kecamatan adalah 5 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 55 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 1 jam 20 menit.
Pola pembangunan lahan di desa Sidoharjo lebih didominasi oleh kegiatan pertanian pangan yaitu palawija ( padi, kedelai, jagung, tembakau, semangka ) dengan penggunaan pengairan tadah hujan.
Aktifitas mobilisasi di Desa Sidoharjo cukup tinggi, khususnya mobilisasi angkutan hasil-hasil pertanian maupun sumber-sumber kegiatan ekonomi lainnya. Selain itu juga didukung fasilitas pendidikan serta fasilitas Kesehatan berupa Polindes yang sangat membantu masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Namun demikian masih banyak permasalahan yang akhirnya menimbulkan masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran dan kenakalan remaja. Hal tersebut terjadi karena keberadaan potensi yang ada di desa kurang ditunjang oleh infrastruktur yang memadai dan sumber daya manusia yang memenuhi, misalnya keberadaan lahan pertanian yang luas di Desa Sidoharjo tidak bisa mengangkat derajat hidup petani karena produktifitas pertaniannya tidak maksimal bahkan relatif rendah. Hal tersebut disebabkan karena sarana irigasi yang kurang memadai serta sumberdaya para petani baik yang berupa modal maupun pengetahuan tentang sistem pertanian modern yang relatif masih kurang. Akibatnya banyak masyarakat petani yang taraf hidupnnya masih dibawah garis kemiskinan
Catatan : Agar dilengkapi dengan data PPLS Terbaru atau data demografi desa yang terakhir (Update terakhir)
2.1.2.1 Pendidikan
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan perekonomian. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru, sehingga akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan. Prosentase tinggkat pendidikan Desa Sidoharjo dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5
Tamatan Sekolah Masyarakat
No |
Keterangan |
Jumlah |
Prosentase |
1 |
Buta Huruf Usia 10 tahun ke atas |
52 |
1,43 % |
2 |
Pra-Sekolah |
159 org |
4,38 % |
3 |
Tidak Tamat SD |
120 org |
3,31% |
4 |
Tamat Sekolah SD |
1707 org |
47,02% |
5 |
Tamat Sekolah SMP |
1360 org |
37,47% |
6 |
Tamat Sekolah SMA |
162 org |
4,46% |
7 |
Tamat Sekolah PT/ Akademi |
70 org |
1,93% |
Jumlah Total |
3.630 org |
100 %
|
Data di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Sidoharjo hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan tingkat SD dan SMP. Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadai dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri.
Rendahnya kualitas tingkat pendidikan di Desa Sidoharjo, tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Desa Sidoharjo baru tersedia di tingkat pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SMP), sementara untuk pendidikan tingkat menengah ke atas berada di tempat lain yang relatif jauh.
Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Sidoharjo yaitu melalui pelatihan dan kursus. Namun sarana atau lembaga ini ternyata juga belum tersedia dengan baik di Desa Sidoharjo. Bahkan beberapa lembaga bimbingan belajar dan pelatihan yang pernah ada tidak bisa berkembang.
- Kesehatan
Masalah pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga masyarakat dan merupakan hal yang penting bagi peningkatan kualitas masyarakat kedepan. Masyarakat yang produktif harus didukung oleh kondisi kesehatan. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang terserang penyakit. Dari data yang ada menunjukkan adanya jumlah masyarakat yang terserang penyakit relatif tinggi. Adapun penyakit yang sering diderita antara lain infeksi pernapasan akut bagian atas, malaria, demam berdarah, penyakit sistem otot dan jaringan pengikat. Data tersebut menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat cukup berat dan memiliki durasi lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya disebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat. Ini tentu mengurangi daya produktifitas masyarakat Desa Sidoharjo secara umum.
Sedangkan data orang cacat mental dan fisik juga cukup tinggi jumlahnya. Tercatat penderita bibir sumbing berjumlah 1 orang, tuna wicara 7 orang, tuna rungu 5 orang, tuna netra 8 orang, dan lumpuh 12 orang. Data ini menunjukkan masih rendahnya kualitas hidup sehat di Desa Sidoharjo
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah terkait keikutsertaan masyarakat dalam KB. Terkait hal ini peserta KB aktif tahun 2007 di Desa Sidoharjo berjumlah 774 pasangan usia subur. Sedangkan jumlah bayi yang diimunisasikan dengan Polio dan DPT-1 berjumlah 85 bayi. Tingkat partisipasi demikian ini relatif tinggi walaupun masih bisa dimaksimalkan mengingat cukup tersedianya fasilitas kesehatan berupa Polindes di Desa Sidoharjo. Maka wajar jika ketersediaan fasilitas kesehatan yang relatif lengka ini berdampak pada kualitas kelahiran bagi bayi lahir. Dari 20 kasus bayi lahir pada tahun 2009, hanya 1 bayi yang tidak tertolong.
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah kualitas balita. Dalam hal ini, dari jumlah 412 balita di tahun 2009, masih terdapat 1 balita bergizi buruk, 2 balita bergizi kurang dan lainnya sedang dan baik. Hal inilah kiranya yang perlu ditingkatkan perhatiannya agar kualitas balita Desa Sidoharjo ke depan lebih baik.
2.1.3 Keadaan Sosial
Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Sidoharjo, tergambar dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres, pemillukada, dan pimilugub) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.
Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran dan kedekatannya dengan warga desa. Kepala desa bisa diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap. Setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang berlaku, bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat kepala desa. Pada bulan Juli dan Nopember 2008 masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur putaran I dan II secara langsung. Walaupun tingkat partisipasinya lebih rendah dari pada pilihan kepala Desa, namun hampir 70% daftar pemilih tetap, memberikan hak pilihnya. Ini adalah proggres demokrasi yang cukup signifikan di desa Sidoharjo.
Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Sidoharjo mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.
Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa Sidoharjo mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian masyarakat Desa Sidoharjo kurang mempunyai greget, terutama yang berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara langsung.
Dalam hal kegiatan keagamaan , suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal ini tergambar dari dipakainya kalender Jawa/ Islam, masih adanya budaya nyadran, slametan, tahlilan, mithoni, dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Jawa.
Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Sidoharjo. Dalam rangka merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama, dan budaya di Desa Sidoharjo. Tentunya hal ini membutuhkan kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.
Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan sosial yang cukup berarti di Desa Sidoharjo. Isu-isu terkait tema ini, seperti kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan masyarakat dan sosial
2.1.4 Keadaan Ekonomi
Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa Sidoharjo Rp. 25.000,- Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Sidoharjo dapat teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lain-lain. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian
Tabel 6
Mata Pencaharian dan Jumlahnya
No |
Mata Pencaharian |
Jumlah |
Prosentase |
|
1 |
Pertanian |
2.869 orang |
91,84 % |
|
2 |
Jasa/ Perdagangan 1. Jasa Pemerintahan |
72 orang |
2,3 % |
|
2. Jasa Perdagangan |
40 orang |
1,28 % |
|
|
3. Jasa Angkutan |
22 orang |
0,7 % |
|
|
4. Jasa Ketrampilan |
59 orang |
1,89 % |
|
|
5. Jasa lainnya |
0 orang |
0,0 % |
|
|
3 |
Sektor Industri |
0 orang |
0,0 % |
|
4 |
Sektor lain |
62 orang |
1,98 % |
|
Jumlah |
3.124 orang |
100 % |
|
Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Desa Sidoharjo masih cukup rendah. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa jumlah penduduk usia 20-55 yang belum bekerja berjumlah 128 orang dari jumlah angkatan kerja sekitar 2.694 orang. Angka-angka inilah yang merupakan kisaran angka pengangguran di Desa Sidoharjo
2.2. KONDISI PEMERINTAHAN DESA
- PEMBAGIAN WILAYAH DESA
Wilayah Desa Sidoharjo terdiri dari 5 Dusun yaitu : Tapen, Wadung, Malo, Banaran dan Lanjam, yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat ini. Dalam rangka memaksimalkan fungsi pelayanan terhadap masyarakat di Desa Sidoharjo, dari ketiga dusun tersebut terbagi menjadi 7 Rukun Warga (RW) dan 25 Rukun Tetangga (RT).
2.2.2. STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA
Keberadaan Rukun Tetangga (RT) sebagai bagian dari satuan wilayah pemerintahan Desa Sidoharjo memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut, terutama terkait hubungannya dengan pemerintahan pada level di atasnya.
Sebagai sebuah desa, sudah tentu struktur kepemimpinan Desa Sidoharjo tidak bisa lepas dari strukur administratif pemerintahan pada level di atasnya. Hal ini dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
Bagan I
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan
Desa Sidoharjo
|
Tabel 1
Nama Pejabat Pemerintah Desa Sidoharjo
No |
Nama |
Jabatan |
1 |
NUR CAHYANINGSIH |
Kepala Desa |
2 |
Sukanto |
Sekretaris Desa |
3 |
Yamohar |
Kasi Pemerintahan |
4 |
Komsiatun |
Kaur Perencanaan |
5 |
Yatemo |
Kaur Keuangan |
6 |
Warsono |
Kasi Trantib |
7 |
Masmudan |
Kasi Kesra |
8 |
Wahid |
Kasi Pertanian dan Pengairan |
9 |
Ahmad |
Kasun Tapen |
10 |
Triyono |
Kasun Wadung |
11 |
Agus Suyanto |
Kasun Malo |
12 |
Wardoyo |
Kasun Banaran |
13 |
Takrip |
Kasun Lanjam |
|
Tabel 2
Nama Badan Permusyawaratan Desa Sidoharjo
No |
Nama |
Jabatan |
1 |
Parwito, S.Pd |
Ketua |
2 |
M. Saifuddin |
Wakil Ketua |
3 |
Supriyanto |
Sekretaris |
4 |
Suharsono, M.Pd |
Anggota |
5 |
Mustahal |
Anggota |
6 |
Sami Rahayu |
Anggota |
7 |
Suliyah, SE. |
Anggota |
8 |
Julianto |
Anggota |
9 |
Masrukan |
Anggota |
Tabel 3
Nama-nama LPMD Desa Sidoharjo
No |
Nama |
Jabatan |
1 |
Darsono, M.Pd |
Ketua |
2 |
Marwan, S.Pd |
Sekretaris |
3 |
Suparto, M.Pd |
Bendahara |
4 |
Suwartam |
Seksi Agama |
5 |
Kamsirah |
Seksi Peranan Wanita |
6 |
Rohmad |
Seksi Olahraga |
7 |
Mutoyo |
Seksi Lingkungan Hidup |
8 |
Sunaryo |
Seksi Ketertiban |
9 |
Abdul Manan |
Seksi Sosial Budaya |
10 |
Irfan |
Seksi Perekonomian dan Pembangunan |
Tabel 4
Pengurus Karangtaruna Desa Sidoharjo
No |
Nama |
Jabatan |
1 |
Sussis Efendi, SH. |
Ketua |
2 |
|
Sekretaris |
3 |
Warsito |
Bendahara |
4 |
Supriyanto |
Anggota |
5 |
Tegik Gutoni |
Anggota |
6 |
Raswo |
Anggota |
7 |
Istiono |
Anggota |
8 |
Efendi |
Anggota |
9 |
Ali Imron |
Anggota |
10 |
Rustam Hadi |
Anggota |
11 |
Nardi |
Anggota |
12 |
Beny Rahmadi |
Anggota |
13 |
David Putranda |
Anggota |
14 |
Puspita Dewi |
Anggota |
15 |
Rizal Supriyanti |
Anggota |
16 |
Novita Megasari |
Anggota |
17 |
Luluk S. |
Anggota |
18 |
Sumarni |
Anggota |
Tabel 5
Tim Penggerak PKK Desa Sidoharjo
No |
Nama |
Jabatan |
1 |
Ena Melawati |
Ketua |
2 |
Yati Subiatun |
Sekretaris |
3 |
Sulami |
Bendahara |
4 |
Rina |
Anggota |
5 |
Siti Alimah |
Anggota |
6 |
Sami Rahayu |
Anggota |
7 |
Sumiyati |
Anggota |
8 |
Nyariamah |
Anggota |
9 |
Wiji Susanti |
Anggota |
10 |
Sri Ningsih |
Anggota |
11 |
Supinah |
Anggota |
12 |
Supi’ah |
Anggota |
13 |
Sriatun |
Anggota |
14 |
Parmini Farida |
Anggota |
15 |
Suprapti |
Anggota |
16 |
Kamsirah |
Anggota |
Secara umum pelayanan pemerintahan Desa Sidoharjo kepada masyarakat cukup memuaskan dan kelembagaan yang ada berjalan sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.